Yogyakarta, DIGIDO - Gardu atau sering juga disebut pos ronda atau pos kamling, awalnya adalah dampak dari ide Daendels pada saat membangun Jalan Pos Besar dari Anyer sampai Panarukan (Banyunwangi). Daendels memerintah Hindia Belanda pada 1805-1811. Di sepanjang Jalan Pos Besar ini di beberapa tempat tertentu dibangun gardu untuk tempat istirahat atau mengganti kuda. Pada waktu itu jarak menempuh jalan itu, dari Batavia ke Surabaya memerlukan waktu 9 hari. Para pengguna jalan (pedagang atau musafir Eropa) menggunakan gardu ini sebagai tempat transit.
Pada jaman pendudukan Jepang, gardu masih tetap digunakan. Namun mengalami perubahan fungsi, yaitu untuk pertahanan keamanan. Pada masa revolusi kemerdekaan, gardu memiliki peran penting untuk mempertahankan wilayah masing-masing daerah, yang kemudian melahirkan istilah ronda. Bahkan, para peridoe selanjutnya, ronda atau menjaga kampung menjadi bagian penting sejarah sosial masyarakat di kota dan desa.
Selama perkembangan jaman, disadari atau tidak, gardu menjadi alat ampuh bagi penguasa/rezim/negara untuk membangun dan menjaga kepentingan politisnya.
Digido News
Info dan kerja sama Email: admin@digido.co.id - WA: 081128285685