DIGIDO - Sejak Ibu hamil, tanpa sadar beliau sebenarnya rela menjadi tawanan cinta dan membuka diri terhadap penderitaan cinta. Setiap ulah kita sejak di perutnya sampai merawat dari bayi, anak-anak, remaja, bahkan mungkin sampai sekarang, tentu merepotkan.
Tapi beliau ikhlas dan bahagia dengan kehadiran kita yang merepotkan itu, tetap dirawatnya kita dengan baik. Karena seorang ibu tulus mencintai anak-anaknya. Sehingga hilang semua penderitaan.
Teringat kata-kata Pak Fahruddin Faiz, di Ngaji Filsafat, bahwa manusia tidak mungkin bisa eksis sampai dewasa jika tidak dikelilingi oleh cinta di sekitarnya. Terutama cinta dari orang tua, saudara, tetangga, teman, dan lain-lainnya.
Mungkin ini maksud dari syair seorang Sufi, "Jika ingin bahagia, bukalah dirimu kepada penderitaan cinta".