Sumber gambar: https://bandungbergerak.id/article/detail/2196/bandung-hari-ini-inggit-garnasih-lahir-mendampingi-sukarno-sampai-gerbang-kemerdekaan
Siapakah sosok yang paling banyak memberikan kontribusi dalam perjalanan hidup Soekarno atau Bung Karno?
Tanpa mengurangi peran perempuan (lain) dalam hidup Soekarno, nampaknya, Inggit Garnasihlah yang berada dalam posisi tersebut.
Kematangan dan kedewasaan serta pencapaian inteletual seseorang pada umumnya dicapai pada usia 40-an tahun, termasuk manusia yang bernama Sukarno. Selama proses pencapaian tersebut, separuhnya ia jalani bersama dengan Inggit Garnasih
(A Syafii Ma’arif & M Nursam, Biografi Inggit Garnasih, Ombak, 2007).
Inggit Garnasih lahir pada tanggal 17 Pebruari 1888, di Banjaran, Bandung, Jawa Barat. Ayahnya bernama Ardjipan dan ibunya bernama Amsi. Ayahnya adalah seorang petani. Parasnya ayu sehingga wajar jika banyak orang menyukai Inggit.
Inggit adalah istri kedua Sukarno setelah cerai dengan Oetari, anak dari HOS Tjokroaminoto. Inggit menikah dengan Sukarno pada 24 Maret 1923, pada masa-masa genting dalam kehidupan Sukarno. Keduanya terpaut usia yang cukup banyak, Inggit lebih tua 15 tahun dari Sukarno. Inggitlah, seorang wanita penyangga tiang hidup Sukarno dalam pahit getir perjuangan nasionalisme Sukarno untuk negaranya. Suka duka perjalanan hidup Sukarno, baik pada saat dipenjara atau menjalani pembuangan bahkan dikejar-dikejar Belanda, Inggitlah pendamping hidup dan pemberi semangat utama baginya. Hanya Inggit yang mampu menjadi 3 peran dalam satu diri bagi Sukarno: sebagai Ibu, kekasih, dan kawan yang memberi tanpa meminta (S.I. Poeradisastra).
Inggit Garnasih, atau sering dipanggil Ibu Inggit, menghembuskan nafas terakhirnya di Bandung pada tanggal 13 April 1984, setelah selama satu setengah tahun dirawat di rumah sakit.
(sumber bacaan: Nuryanti, Reni, Biografi Inggit Garnasih, Ombak, 2007)
Digido News
Info dan kerja sama Email: admin@digido.co.id - WA: 081128285685